Kamis, 30 September 2010

Tangung jawab social Menajer

Menyalurkan Semangat Berbagi
Unilever Indonesia membentuk Yayasan Unilever
Indonesia Peduli (UPF) pada tanggal 27 November
2000 sebagai langkah penting dari perwujudan
komitmen tanggung jawab sosial perusahaan untuk
berkembang bersama masyarakat dan lingkungan
yang berkelanjutan.
Kami berupaya untuk memberikan kontribusi
dalam pencapaian kualitas hidup yang lebih baik.
Misi kami adalah menggali dan memberdayakan
potensi masyarakat, memberikan nilai tambah bagi
masyarakat, memadukan kekuatan para mitra dan
menjadi katalisator bagi pembentukan kemitraan.
Dalam meningkatkan reputasi perusahaan, kami
menekankan pentingnya berkesinambungan dalam
pelestarian lingkungan, kehidupan sosial, maupun
pertumbuhan usaha.
Pencapaian kualitas hidup yang lebih baik memiliki
arti yang luas, oleh karenanya Yayasan memfokuskan
kegiatannya ke dalam empat program utama, yaitu:
• Program Pengembangan Usaha Kecil Menengah;
• Program Pelestarian Sumber Air;
• Program Daur Ulang dan
• Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat.
Dalam mengembangkan programnya, Yayasan berpegang
pada 4 strategi utama yaitu:
• Mengembangkan program yang terkait usaha kami;
• Merumuskan model kegiatan atau program
percontohan yang dapat diterapkan di daerah lain;
• Bekerja sama dengan unsur-unsur masyarakat
seperti LSM, lembaga pemerintah, pranata
pendidikan pelaku bisnis lain dan
• Membuat replikasi model di daerah-daerah lain.
Dalam melaksanakan inisiatif tanggung jawab sosial,
kami menerapkan pendekatan menyeluruh bagi setiap
inisiatif. Melihat konteks yang lebih luas, mulai dari
yang kecil untuk memastikan pencapaian hasil yang
baik lalu, kami bergerak cepat untuk mereplikasikan
inisiatif tersebut, sehingga dampaknya dapat dirasakan
masyarakat luas.
Struktur Organisasi Yayasan Unilever Indonesia Peduli 2005
Dewan Penasehat Dewan Pengawas Dewan Pengurus
Ketua Maurits Lalisang Ketua Muhammad Saleh Ketua Okti Damayanti
Wakil Ketua Josef Bataona Sekretaris Sancoyo Antarikso Sekretaris Bonnita Thoha Manoppo
Anggota Desmond G. Dempsey Anggota Linawati Widjaja Bendahara Franky Jamin
Laksmi Susanto Tobing Anggota Marlan Mardianto
Eka Sugiarto




Nilai dan Perilaku: Fokus kepada
Pelanggan, Konsumen dan Masyarakat
Perhatian utama kami adalah memenangkan hati
pelanggan (internal dan eksternal) dan upaya membahagiakan
konsumen dan masyarakat secara terus-menerus,
dengan memahami dan mengantisipasi kebutuhan
mereka, serta menanggapinya secara mandiri.
• Secara proaktif mendengarkan kebutuhan
konsumen dan masyarakat – menghasilkan tindakan
yang berfokus pada peningkatan nilai
• Menanggapi dengan serius setiap persoalan
pelanggan, pembeli dan masyarakat
• Merencanakan secara efektif – memberikan waktu
persiapan yang cukup untuk bekerja dengan baik
• Memenuhi apa yang dijanjikan – tepat waktu
• Peduli terhadap kondisi sosial masyarakat
di sekitar kami
Perilaku ini diterapkan dalam kegiatan perusahaan sehari-
hari. Tahun 2003, kami memperkenalkan Program
3C (Consumer, Customer and Community) Connection
kepada karyawan kami. Mereka didorong untuk
secara proaktif mendengarkan keinginan pelanggan,
konsumen dan masyarakat, guna mengumpulkan
masukan bagi peningkatan kontribusi kami. Dalam
menerapkan program UPF yang berkesinambungan,
kami selalu aktif mencari masukan, usulan dan komentar
para stakeholder, terutama dari masyarakat agar
dapat menciptakan kontribusi perusahaan lebih efektif,
efi sien dan tepat sasaran. Pertemuan bulanan dengan
tokoh masyarakat dilakukan secara rutin, sebagai
pendekatan yang bottom-up.
Berfokus pada kekuatan Unilever, kami yakin dapat
memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat
sekitar khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya





Memperluas Cakrawala

Kami percaya bahwa tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) tidak sebatas kontribusi sukarela,
tapi mencerminkan seluruh kegiatan perusahaan.
Pandangan kami terhadap tanggung jawab sosial perusahaan mencakup
seluruh kegiatan bisnis perusahaan kami. Kami yakin perusahaan yang
bertanggung jawab harus memberikan kontribusi yang bermakna bagi
kesejahteraan masyarakat, perekonomian nasional, serta dasar-dasar
pendidikan sosial dan lingkungan.
Dengan tujuan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari sekedar perwujudan
kedermawanan (philanthropy) perusahaan, kami senantiasa berbagi
teknologi dan keahilan, bahkan juga kemitraan, dalam pelaksanaan kontribusi
sukarela perusahaan. Namun, pada waktu yang bersamaan, kami
pun berusaha memperluas wawasan tentang potensi-potensi sosial yang
belum tersentuh.
Dengan dasar pemikiran ini, kami berupaya membawa angin perubahan
bagi mitra kami dalam rantai nilai – lingkup stakeholder kami yang paling
luas – untuk melihat sesuatu tidak hanya dari kacamata bisnis, tetapi juga
melalui kacamata sosial.
Kami merumuskan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai dampak
atau interaksi yang ada dengan masyarakat, ke dalam tiga bagian yaitu:
Meraih yang Terbaik dengan Nurani
(Dampak Kegiatan Perusahaan)
Dampak utama kegiatan perusahaan tercipta dari operasi perusahaan.
Pendekatan kami dalam mengelola tanggung jawab sosial didasari
pemikiran bahwa tanggung jawab sosial merupakan bagian dari
kegiatan usaha, dan meliputi keinginan untuk selalu belajar dari
tindakan kami serta pengalaman pihak lain.
Kami senantiasa menyempurnakan kinerja kami, melalui
penerapan petunjuk pelaksanaan kegiatan usaha skala
nasional dan internasional, termasuk standar Program
Peringkat Kinerja Lingkungan (PROPER) dan standar operasi
internasional (ISO).
Kegiatan usaha kami lebih dari menciptakan
lapangan pekerjaan, juga mengembangkan sumber
daya manusia demi kepentingan perusahaan dan
masyarakat.









Tangung jawab social perusahaan

Membangun Sinergi Kesuksesan bagi Masyarakat
(Dampak Rantai Nilai)
Dampak yang lebih luas diciptakan melalui rantai nilai, mulai dari pemasok,
pelanggan, hingga konsumen. Kami memperkenalkan standar perilaku
usaha bagi pemasok, yang disebut Business Partner Code, dan menerapkan
Supplier Quality Management Programme” (SQMP) untuk mendorong
pemasok dalam meningkatkan kemampuan dan kinerja mereka.
Kami bermitra dengan berbagai jenis distributor independen untuk meningkatkan
semangat kewirausahaan, menciptakan lapangan kerja, serta
memberikan keuntungan bagi usaha-usaha lokal.
Memenuhi Panggilan Masyarakat (Kontribusi Sukarela)
Kontribusi sukarela terhadap masyarakat secara luas, yang dilakukan
melalui kemitraan dengan LSM, badan pemerintah, perguruan tinggi dan
masyarakat, terlihat seperti “puncak gunung es” yang merupakan dampak
yang lebih besar dari kegiatan perusahaan yang sesungguhnya. Kontribusi
tersebut mencakup program-program berkesinambungan, yang dilaksanakan
secara profesional di bawah Yayasan Unilever Indonesia Peduli.
Salah satunya adalah pengembangan para petani kedelai hitam sebagai
mitra usaha Unilever.
Kami mendorong para karyawan untuk ikut berbagai hati,
pikiran dan pengalaman melalui kegiatan bakti sosial
sukarela bagi yang membutuhkan, seperti yatimpiatu,
anak jalanan, penduduk (miskin)
pedesaan, pengungsi dan lainnya.
CSR (Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan) merupakan dampak
keseluruhan kegiatan perusahaan
terhadap masyarakat.
















Membangun Senergi Kesuksesan Bagi Masarakat

Kami tidak mungkin hadir tanpa dukungan
mitra bisnis kami. Hubungan
saling menguntungkan dan berkelanjutan
merupakan prinsip utama dalam
menjaga ikatan rantai nilai, mulai dari
pemasok hingga distributor.
Memaksimalkan Potensi para Pemasok
Dalam bisnis perusahaan, pertumbuhan berkelanjutan
merupakan hal yang sangat penting. Karena itu, kami
senantiasa mendorong mitra agar berbisnis dengan
cara yang berkelanjutan.
Melalui Program Manajemen Kualitas Pemasok
(Supplier Quality Management Programme - SQMP),
kami mendorong para pemasok menerapkan standar
tertinggi dalam berbisnis. Penerima penghargaan SQMP
tertinggi diberikan “Preferred Partner Certifi cation”,
dimana dituntut memberikan kualitas barang pada level
tertentu, pengiriman dalam jumlah dan waktu tepat,
menawarkan harga kompetitif, fl eksibel dan menjaga
kepercayaan.
SQMP mencakup seluruh pemasok Unilever termasuk
pemasok kemasan, bahan baku hingga bahan parfum.
Maksud program ini tidak hanya pada peningkatan
hubungan berbisnis, tapi juga mencapai tingkat pertumbuhan
yang lebih baik. Kriteria penilaian program
yang dilaksanakan sejak tahun 2000 ini selalu diperluas
dari tahun ke tahun, saat ini telah mencakup bagaimana
pemasok tersebut menangani masalah kesehatan,
keselamatan dan lingkungan perusahaan, serta komitmen
terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.
Kami berterima kasih kepada Unilever Indonesia, bukan hanya atas hubungan bisnis yang
berkelanjutan dengan Unilever, melainkan juga karena kami merasa betul-betul dihargai
sebagai mitra. Karena diperlakukan sederajat, kami dapat belajar banyak dari hubungan
ini. Pengetahuan yang terus berkembang telah menghasilkan banyak inovasi, dan inovasi
tersebut melanggengkan usaha. Kami selalu menjaga hubungan yang betul-betul saling
menguntungkan atau win-win.“
Tony Hambali, Presiden Direktur Dynaplast, penerima tiga kali penghargaan bergengsi
Preferred Supplier Certifi cate.
Menciptakan Kesempatan bagi
Pengembangan Ekonomi Lokal
Dalam melayani para pelanggan, kami membutuhkan
network distribusi yang besar dan efi sien untuk produk
kami. Dalam kompetisi yang kian ketat, distribusi
produk yang efektif dan merata, menentukan sebuah
produk menjadi pilihan pelanggan.
Untuk menjaga dan memperkuat kelangsungan distribusi
produk, kami memilih untuk membina kerjasama
yang harmonis dengan berbagai mitra distributor yang
independen. Kemitraan ini sangat unik, termasuk
pengembangan kewirausahaan, lapangan kerja
dan bisnis bagi para pemilik usaha lokal. Sinergi di
dalam rantai nilai ini akan secara berkesinambungan
mengembangkan dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat luas.
Dengan sistem distribusi yang kuat, kami memasok
sekitar 550.000 outlet toko dan warung melalui lebih
dari 350 distributor yang handal dan terpercaya. Kami
menyalurkan, menyimpan, serta menjual produk-produk
dengan kualitas terbaik kepada setiap outlet dari 17
kantor depo penjualan dan dua gudang pusat kami,
dimana secara terus menerus dilakukan pemantauan
dan dukungan kepada setiap distributor. Dengan
sistem yang besar ini, kami menciptakan kesempatan
kerja bagi sekitar 25.000 orang.
Pada tahun 1998, kami memperkenalkan sebuah segmen
baru dalam rantai nilai kami, yaitu Sub-Distributor
Kecamatan (SDK). Tujuannya adalah menjangkau outlet
di daerah terpencil dan tidak terjangkau oleh para
distributor. Bagi kami, SDK merupakan sistem pendistribusian
yang unik karena para SDK mampu menjadi agen
perubah dalam perkembangan perekonomian lokal.
Dengan semangat kepemimpinan individu yang tinggi
yang dibekali melalui berbagai pelatihan dan bimbingan
khusus, mereka dapat menciptakan setiap peluang
meskipun kecil untuk selalu meningkatkan pertumbuhan.
Pemberdayaan juga merupakan kata kunci bagi para
penjaja eskrim kami. Bekerja sama dengan 35 distributor
eskrim, kami membuka lapangan kerja bagi sekitar
5.000 orang. Pembinaan kami mencakup pelatihan
khusus dan berkelanjutan, seperti teknik penjualan,
manajemen bisnis, kesehatan dan kebersihan.
Untuk mengikuti perkembangan tren pasar modern
yang sedang berkembang, kami menata ulang tugas
para sales representatives kami sebagai ujung tombak
Unilever. Mereka membantu supermarket dan hypermart
dalam memastikan perolehan produk yang tepat,
dalam jumlah yang tepat, dan pada waktu yang tepat.
Sales Push Team kami pun menjadi mitra yang terpercaya
bagi para konsumen kami dalam memproleh
produk yang berkualitas. Mereka memberikan berbagai
informasi secara proaktif dan langsung kepada konsumen
tentang manfaat produk, sekaligus menerima
masukan dan keluhan dari para konsumen, yang sangat
penting bagi pengembangan produk dan pelayanan
kami selanjutnya untuk mencapai standar tertinggi.
Hubungan dengan para mitra outlet modern ini tidak
terbatas pada kepentingan bisnis semata, tapi juga
untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi yang
membutuhkan. Bahu-membahu, kami membagi
sebagian hasil penjualan yang kami peroleh kepada
yang membutuhkan seperti anak jalanan di kota-kota
besar dan di daerah yang tertimpa bencana. Dengan
Matahari Supermarket, kami telah memberikan
sebagian hasil penjualan bagi korban bencana Nabire.
Sumbangan-sumbangan ini pun memberi kesempatan
belajar dengan layak kepada anak-anak jalanan, dan
bahkan dapat berarti hidup yang baru bagi anak-anak
Aceh, Sumatera Utara dan Nabire.
Saya selalu membayangkan Unilever sebagai sebuah perusahaan multinasional.
Baru ketika menjadi distributornya, saya menyadari bahwa mereka juga multilokal,
yang berarti mereka sadar bahwa untuk pasar yang berlainan diperlukan
pendekatan yang berbeda pula, tanpa melupakan standar kualitas internasional.
Saya merasa beruntung bahwa Unilever memberikan kesempatan luas bagi
saya untuk belajar. Hal itu menguntungkan bisnis kami, dan saya yakin, rekan
distributor Unilever yang lain memperoleh keuntungan yang sama.“
Saryanto, Manajer Operasi Distributor BSM2.












Memenihi Panggilan Masrakat

Kami berkomitmen meningkatkan
dampak positif kegiatan kami melalui
kontribusi sukarela. Kami memusatkan
perhatian pada pengembangan
mitra UKM, peningkatan kualitas
lingkungan, dan pengelolaan sampah
serta meningkatkan kesadaran akan
kesehatan dan lingkungan.
Kami telah melaksanakan dan menyempurnakan
kegiatan kontribusi sukarela kami sejak bertahun-tahun.
Kami berupaya bersikap profesional dalam mengelola
tanggung jawab sosial perusahaan layaknya mengelola
bidang usaha lainnya. Yayasan Unilever Indonesia Peduli
(UPF) memegang peranan penting sebagai perwujudan
sikap profesional kami dalam menjalankan tanggung
jawab sosial perusahaan. UPF memfokuskan kegiatan
pada empat bidang kegiatan utama, sekaligus menjadikan
kontribusi kami lebih bermakna.
Mutiara Hitam Pulau Jawa dan
Permata Lainnya
Di daerah pedesaan Jawa, kami mengajak kelompok tani
kedelai hitam menjadi pemasok pabrik Kecap Bango.
Kami mendampingi dan memberikan bibit kedelai
hitam terbaik, pengarahan mengenai penanaman, dan
pinjaman tanpa bunga. Bersama ahli pertanian dari
Universitas Gajah Mada yang menangani aspek teknis,
kami mendorong petani untuk mengembangkan
kepekaan dan kemampuan meningkatkan usahanya.
Program ini berkembang sangat baik karena para
petani mendapatkan kepastian hasil panen mereka
yang kualitasnya memenuhi standar akan dibeli dengan
harga sesuai oleh Unilever. Hasil panen meningkat,
begitu pula pendapatan para petani menciptakan masa
depan yang lebih cerah.
Program UKM lainnya adalah pembudidayaan dan
pengolahan ikan air tawar untuk dijadikan bahan baku
penyedap rasa Royco. Bekerja sama dengan Universitas
Gajah Mada, inovasi baru sebagai terobosan dikembangkan
untuk menciptakan penyedap rasa cair tanpa
tambahan MSG (mono sodium glutamat). Inovasi ini
memperkaya pengembangan produk Royco. Bahan baku
diperoleh dari jenis ikan yang sangat umum di Indonesia,
namun pengolahannya perlu penanganan khusus agar
hasilnya sesuai dengan yang ditetapkan. Kerja sama
antara kelompok tani, universitas dan Unilever Indonesia
telah terbukti mencapai hasil yang menggembirakan.
Melestarikan Sumber Kehidupan
Kami berkomitmen menjadi bagian dari solusi masalah
lingkungan melalui kontribusi sukarela untuk meningkatkan
kualitas lingkungan sekitar kami, contohnya
Proyek Kali Bersih di Jambangan, Surabaya. Kami berupaya
mengubah cara pandang dan perilaku masyarakat
di sepanjang Sungai Brantas dalam menyikapi sungai.
Sebelumnya, mereka terbiasa membuang sampah
dan pencemar lainnya ke dalam sungai dan menggunakan
airnya tanpa mempedulikan pelestariannya.
Kami mendorong masyarakat untuk meningkatkan
kondisi lingkungan mereka, dengan membangun
fasilitas sanitasi, membagikan tempat sampah, serta
mengolah sampah menjadi kompos melalui pemilahan
sampah organik dan non-organik. Kami juga menyumbangkan
composter communal skala kelurahan dan
berkolaborasi dengan stakeholder dalam mengelola
fasilitas pengolahan kompos. Bersama stakeholder
kami, meliputi lembaga pemerintah, LSM, universitas,
perusahaan swasta, dan juga media, pendampingan
masyarakat menjadi hal yang lebih mudah dilakukan.
Dengan keterlibatan masyarakat, mereka dapat membuktikan
bahwa program yang berkesinambungan ini
betul-betul akan meningkatkan kualitas hidup di sekitar
Sungai Brantas. Model yang berhasil ini dikembangkan
di daerah-daerah lain di sepanjang sungai untuk melestarikan
kualitas air dan kehidupan yang ada di dalamnya,
sekaligus untuk melestarikan sumber kehidupan.

Selamatkan Kota-Kota Besar
Kami berupaya membantu kota-kota besar dalam
menciptakan kualitas kehidupan yang lebih baik
bagi warganya. Untuk mencapai keberhasilan yang
optimum, kami memfokuskan perhatian kami untuk
mengentaskan sebagian persoalan urban melalui
upaya daur ulang sampah. Saat kami mengumpulkan
data awal mengenai persoalan sampah, kami terkejut
melihat kenyataan bahwa banyak operasi daur ulang
kekurangan bahan baku sampah plastik. Kenyataan ini
terasa ironis, karena permasalahan sampah telah lama
menjadi persoalan bagi kota-kota besar.
Guna membantu persoalan ini, kami bekerja sama dengan
pemerintah daerah, universitas, LSM dan media
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pengumpulan sampah melalui kampanye “Surabaya
Green & Clean”. Kami melakukan pemilahan sampah
yang dapat didaur ulang dari sampah lainnya melibatkan
pemulung di Surabaya dan sekitarnya, karena
pemilahan sampah merupakan langkah penting dalam
pengolahan sampah yang lebih berkesinambungan.
Keceriaan menuju Sadar Kesehatan
Kampanye yang berkelanjutan umumnya dipandang
mahal, padahal kegiatan ini tidak perlu menghabiskan
dana besar bila berbagai stakeholder dapat bersatu
untuk mengkampanyekan pesan ini. Kampanye ini
telah kami lakukan sejak tahun 1994 melalui Program
Sekolah Pepsodent. Sekitar 7.000 anak sekolah dasar
telah memahami pentingnya kesehatan mulut setelah
mengikuti program belajar interaktif. Pepsodent juga
mengadakan pemeriksaan kesehatan gigi dan gusi
gratis, dimana sekaligus menanamkan pengertian
pada anak-anak mengenai pentingnya mengunjungi
dokter gigi secara teratur.
Melalui program lain bernama “IDE” yang telah
memasuki tahun ketiga, kami mengembangkan proses
belajar-mengajar interaktif bagi 800 sekolah yang
tersebar di empat kota, melibatkan 233.000 pelajar dan
10.000 guru. Kurikulum menjadi landasan untuk menyeimbangkan
antara keuntungan bisnis dan kontribusi
sosial perusahaan melalui penyediaan alat bantu dan
paket belajar interaktif untuk proses belajar-mengajar
yang menyenangkan.
Merupakan kehormatan tersendiri bagi saya untuk menjadi bagian dari
inisiatif daur ulang sampah plastik Unilever, karena saya yakin kegiatan
ini sangat penting bagi kelestarian lingkungan. Inisiatif ini sangat unik
dan menantang, karena belum pernah ada di Indonesia. Menurut saya,
kami dapat membuat perubahan yang baik bagi lingkungan.
Purnomo, Presiden Direktur Primapack,
anggota kehormatan program daur ulang Unilever.

Manfaat bagi Hubungan yang Erat
Kami selalu berhubungan erat dengan masyarakat,
karena kami yakin bahwa kesuksesan sebuah usaha
harus mempertimbangkan kebutuhan para konsumennya.
Kami menyadari bahwa perkembangan dunia
yang berubah cepat saat ini, menuntut kami untuk
mendengarkan suara pelanggan yang merupakan
bagian dari masyarakat.
Kami mendorong para karyawan untuk meluangkan
waktu dan berbagi pengalaman dalam kegiatan
bakti sosial melalui program Community Connection.
Menariknya, inisiatif ini berasal dari para karyawan
sendiri. Mereka juga terlibat dalam program Care for
Area Surrounding, yang bertujuan membantu masyarakat
sekitar kegiatan operasi kami. Para karyawan,
bahu membahu, memperbaiki sekolah-sekolah yang
sudah rusak termasuk ratusan manajer ikut mengajar
baik di dalam maupun di luar sekolah, dan mengajak
anak-anak untuk mengunjungi tempat-tempat menarik
sekaligus berbagi pengetahuan dengan mereka.
Bantuan kemanusiaan dalam bentuk pengumpulan
dana dan bantuan barang pun dilakukan oleh perusahaan
dan karyawan untuk meringankan penderitaan
saudara kita di daerah-daerah bencana seperti Nabire
(Papua), Aceh, Sumatra Utara dan lain-lainnya.
Kegiatan fi lantropi perusahaan kami tidak sebatas pada
kegiatan di atas. Karyawan kami diberi kesempatan
untuk dapat mengembangkan diri dalam hal menjaga
keseimbangan hidup antara pekerjaan dan kehidupan
sosial, sehingga meningkatkan minat terhadap
kehidupan sosial masyarakat. Melalui partisipasi aktif
ini, para karyawan belajar apa artinya menjadi anggota
masyarakat yang dapat dibanggakan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, kami
ingin bersikap sama profesionalnya dalam menangani
tanggung jawab sosial seperti ketika kami menangani
bidang bisnis lainnya. Pengalaman para karyawan ini
akan memperkaya kegiatan tanggung jawab sosial kami.


















Penghargaan dan Pengakuan

Tujuan perusahaan kami menjadi inspirasi di dalam pelaksanaan
operasi bisnis. Kami berusaha melayani para konsumen,
pelanggan, serta masyarakat dan lingkungan kami. Dipandang
sebagai yang terbaik oleh para stakeholder merupakan tujuan
utama kami. Karena itu, kami menganggap setiap penghargaan
sebagai pengakuan atas kinerja baik kami.
Komitmen untuk menjalankan usaha secara bertanggung jawab telah membawa berbagai
penghargaan kepada kami. Diantaranya adalah “The Best in Corporate Governance 2004
Award” dari Asset Magazine, sebuah majalah bisnis terkemuka di kawasan Asia. Berdasarkan
indeks Commitment to Corporate Governance, Shareholders’ Rights, Board of Commissioner’s
Management, Functional Committees, Board of Directors, Stakeholder Relations dan
Transparency and Accountability, kami menerima “Corporate Governance Perception Index
2004 Award” untuk tingkat nasional. Penghargaan ini diberikan oleh majalah SWA Sembada,
majalah bisnis terkemuka Indonesia, serta IICG (Indonesia Institute for Corporate Governance).
Tahun 2004, kami menerima penghargaan Tax Award dari Departemen Keuangan sebagai
pembayar pajak yang taat. Suatu kebanggaan tersendiri diakui sebagai kontributor besar
bagi pembangunan bangsa.
Di mata para pemegang saham, kami dipandang sebagai investasi yang bernilai tinggi.
Harian bisnis terkemuka Investor Indonesia memberi penghargaan “Top Performing Listed
Company 2004” dan “Top Listed Company 2004” dalam sektor Household Goods.
Perhatian kami terhadap keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja diakui oleh Kementerian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dengan diperolehnya Zero Accident Award 2005.
Melayani konsumen, pelanggan bisnis dan masyarakat merupakan amanah yang takkan
pernah berakhir, karena itu penghargaan dan pengakuan dari berbagai pihak merupakan
dorongan yang sangat berarti. Namun, kami juga menyadari, penghargaan dan pengakuan
atas prestasi terdahulu merupakan peringatan bahwa masih banyak tantangan menunggu
di masa depan.

“Sebagai perusahaan dengan komitment tinggi dalam merespon kebutuhan lingkungan dan
masyarakat, Unilever mengoptimalkan sumber dayanya untuk menjaga keuntungan timbal balik
dengan lingkungannya melalui program-program yang ramah lingkungan dan sosial. Unilever
menempatkan CSR sebagai strategi berdasarkan keyakinan bahwa perusahaan ada dan dapat
berkembang hanya bila ia dapat berbagi keuntungannya bagi lingkungan sekitar.
Saya, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, menyampaikan penghargaan kepada kinerja
Unilever yang mendukung usaha kami untuk mempromosikan Undang-Undang Perlindungan
Anak (UU No. 23/2002) untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi anak-anak.”
Dr. Meuthia Hatta Swasono, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia
Dari “Saya” menjadi “Kita”
“Dalam 50 tahun terakhir, pendapatan dunia meningkat 7 kali lipat karena ekonomi dunia bergairah
dengan adanya konsep “pencerahan kepentingan pribadi (enlightened self interest)”, yang
diyakini sebagai basis untuk kesejahteraan yang lebih baik. Bersamaan dengan itu, jutaan orang
di dunia, hidup dalam kemiskinan dan lingkungan yang rusak dikarenakan polusi yang semakin
parah. Pembangunan terlihat seolah hanya untuk memenuhi kebutuhan “kepentingan pribadi
(enlightened individual interest)” yang kuat dan kaya, dan mengabaikan kebutuhan masyarakat
miskin dan lingkungan.
Untuk mencapai dunia yang lebih setara, berkelanjutan tanpa kemiskinan dan kerusakan lingkungan,
dibutuhkan pergeseran paradigma, dari pemenuhan “kepentingan individu” menjadi
“kepentingan bersama”, yaitu perubahan dari pengelolaan “corporate usual responsibility”
menjadi “corporate social responsibility”, yang berarti berubahnya orientasi dari gaya hidup
“Saya” menjadi “Kita”. Seluruh anggota masyarakat harus bekerja bersama sebagai team untuk
membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik untuk kita semua.
Saya berharap bahwa laporan Unilever “Berpadu dalam Cita bersama Masyarakat & Lingkungan”
dapat memberikan gambaran pintas mengenai bagaimana dan mengapa perubahan semacam
ini dibutuhkan dan dapat dilaksanakan di dalam paradigma bisnis dan gaya hidup itu."
Emil Salim, Ketua Badan Pengurus Association of Community Empowerment
“Kami melihat Unilever sebagai pelita bagi tatakelola perusahaan yang baik (good
corporate governance) di Indonesia. Hal ini ditunjukan melalui kekonsistenan Unilever
yang selalu berada diperingkat teratas penilaian kami dalam tata kelola perusahaan.”
Michael Chambers, Ketua TIPs Research, CLSA Indonesia
“Unilever Indonesia melalui Yayasannya menunjukkan contoh nyata kepedulian
terhadap masyarakat kecil. Melalui program pengembangan petani kedelai hitam,
petani dibantu dengan benih yang berkualitas, bantuan saprodi tanpa bunga,
bimbingan teknis oleh UGM, jaminan hasil dibeli dan kepastian harga yang
memadai yang telah ditentukan bersama sebelum menanam.
Unilever juga telah membantu para petani untuk dapat bekerja sama dengan
industri dan mendampingi petani mencapai keuntungan timbal balik serta
hubungan kerjasama yang berkelanjutan. Bukan hanya petani yang berbahagia
dengan akvitas Unilever ini, tetapi juga UGM mendapat kesempatan untuk
mengabdikan keahlian mereka langsung kepada petani dan juga memberikan
kesempatan kepada para sarjana baru untuk langsung menerapkan keahlian
mereka di dunia nyata. Saya yakin dengan cara ini Unilever Indonesia dapat
terus berkembang bersama masyarakat. Terus dan tingkatkan komitmen dan
kepedulianmu kepada masyarakat kecil.”

Sumber : Unilever Indonesia:

Evolusi Teori Manajemen


  1. EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
  2. Teori Manajeman Klasik
    • Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik
    • Awal sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris pada abad 18.
    • Para pemikir tersebut rnemberikan perhatian terhadap masalah-masalah manajemen yang timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para pemikir itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W. Taylor dan lainnya.
  3. Robert Owen (1771 -1858)
    • Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan terhadap kondisi kerja ini.
    • Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut "Bapak Personal Manajemen Modern".
    • Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara terbuka.
  4. Henry Fayol (1841 -1925)
    • Pada tahun 1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat memperhatikan produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan manajemen bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan satu metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru.
    • Fayol berkeyakinan keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu pribadinya, tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.
    • Sumbangan terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen yang bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu keterampilan yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan teori umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi perusahaan ke dalam 6 macam kegiatan :
5.       
    • a. Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan
    • dan membuat barang-barang produksi.
    • b. Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan mentah dan menjual hasil produksi.
    • c. Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum
    • atas modal) berusaha mendapatkan dan
    • menggunakan modal.
    • d. Keamanan (perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi pekerja dan barang-barang kekayaan perusahaan.
    • e. Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang, keuntungan dan neraca, serta berbagai data statistik.
6.       
    • f. Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :
    • Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah
    • yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
    • 2) Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
    • 3) Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka
    • 4) Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
    • 5) Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.
  1. Frederick W. Taylor (1856 -1915)
    • Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
    • 1. Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
    • 2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang cocok
    • untuk satu pekerjaan.
    • 3. Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
    • 4. Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.
    • Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor mendekati ilmiah adalah :
    • 1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
    • 2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
    • 3. Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
    • 4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
    • 5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya, untuk
    • tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan.
  2. Periode Peralihan
    • Mary Parker Folett (1868-1933)
    • Mary percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah.
    • Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.
9.       
    • Oliver Sheldon (1894 -1951)
    • Filsafat rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923, yang menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha, sehingga etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti melakukan pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar
    • Kepada masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan pekerja dengan adil dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah dengan etika pelayanan kepada masyarakat.
10.   
    • Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu :
    • a. Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan kesejahteraan masyarakat.
    • b. Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi masyarakat sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap gagasan keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
    • c. Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika yang umum dan konsep keadilan sosial.
11.   
    • ChesterL. Barnard (1886 -1961)
    • Berdasarkan kesukaannya dalam bacaan-bacaan sosiologi dan filsafat, kemudian Bernard merumuskan berbagai teori tentang kehidupan organsasi.
    • Menurut dia rnanusia itu masuk organisasi karena ingin mencapai tujuan pribadinya melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak mungkin dapat dicapainya sendiri.
    • Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan akan berjalan efisien dan hidup terus, apabila dapat menyeimbangkan antara pencapaian tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan organisasi informal sangat menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan.
  1. Aliran Hubungan Manusiawi
    • Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya adalah sumber daya manusia.
    • Aliran ini memandang aliran klasik kurang lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja.
    • Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi.
  2. Ada tiga orang pelopor aliran perilaku
    • Hugo Munsterberg (1863 -1916)
    • Yaitu Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and Indutrial Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:
    • a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai
    • dengan bidang pekerjaan yang akan dikerjakannya.
    • b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-
    • syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
    • c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak
    • yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
14.   
    • 2. Elton Mayo (1880 -1949 )
    • Gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan timbal balik manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan.
    • Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan.
    • Satu hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak menyebabkan membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki karyawan yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan "Hawthorne effect”
    • Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas.
    • Mayo beryakinan terhadap konsepsnya yang terkenal dengan "Social man” yaitu seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep "social man” dapat menggantikan konsep "rational man” yaitu seseorang bekerja didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan "rational economic man” yang oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah "vital machine”.
15.   
    • 3. William Ouchi (1981)
    • William Ouchi, dalam bukunya “Theory Z -How America Business Can Meet The Japanese Challenge (1981)", memperkenalkan teori Z pada tahun 1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang.
    • Teori beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika disebut perusahaan tipe Amerika
  1. Aliran Manajemen Modern
    • Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika, fisika, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalah-masalah yang lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal dengan sebutan "OR Tema” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan "OR Tim" ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
    • Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran IImu Manajemen Modern. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hal penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
  2. Perkembangan Teori Manajemen
    • Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang berkembang terus.
    • Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen.
    • Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.
18.   
    • Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini.
  1. Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi yaitu :
    • 1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.
    • 2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
    • 3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.
    • 4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.
    • 5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori manajemen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan manajenlen tertentu.

Sumeber: http://www.slideshare.net/iwanpalembang/evolusi-teori-manajemen